Menahan Amarah itu Susah
Sesuai judul di atas saya ingin menyampaikan setelah saya menjalani rutinitas tahun-tahun belakangan ini saya mengambil suatu kesimpulan bahwa "Menahan Amarah itu Susah" I just feel Sick...
Saya selama ini mengenal dengan baik diri saya. Saya tau bahwa saya adalah orang yang sabar dan cenderung gampang dimanfaatkan orang lain. Dan setiap hari saya melihat seseorang marah pada hal-hal kecil atau seseorang mengungkit masalah yang seharusnya tidak perlu dibesar-besarkan. Ketika amarah pernah memuncak dikepala saya, biasanya saya hanya akan diam dan pergi dari situ dan berusaha mendinginkan kepala dengan mengatakan sabar berulang-ulang di dalam hati. Saya tau efek dari sebuah makian atau dari sebuah kata kasar yang terlontar dari mulut seseorang itu ketika dia marah dan emosi, itu sangat menyakitkan hati. Jadi saya menghindari sebisa mungkin tidak lepas kontrol saat saya marah. Saya hanya berusaha mengontrol jangan sampai saya mengeluarkan kata yang menyakitkan hatinya.
Tapi entah mengapa orang disekitar saya ketika marah malah gampang sekali mengeluarkan kata-kata kasar yang menyakitkan hati. Apakah dia tidak berpikir bahwa saya akan sakit hati dengan setiap perkataannya? Dan setelah mengeluarkan kata-kata kasar tidak pernah minta maaf. Seolah-olah itu adalah hal yang biasa terjadi dan saya harus memahaminya?? Apa dia pikir dia tidak berdosa telah menyakiti hati orang lain?? Seperti apa manusia jaman sekarang?? Apa sudah kehilangan rasa bersimpati? Apakah sudah kalah oleh setan yang merasa menang jika manusia terjerumus dalam ke dalam amarah?? Tidakkah anda pernah dengar dalam Surat Ali Imran ayat 133-134 :
Menahan amarah adalah sebab memperoleh ampunan Allah dan surga-Nya:
وَسَارِعُوا إِلَى مَغْفِرَةٍ مِنْ رَبِّكُمْ وَجَنَّةٍ عَرْضُهَا السَّمَوَاتُ وَالْأَرْضُ أُعِدَّتْ لِلْمُتَّقِينَ (133) الَّذِينَ يُنْفِقُونَ فِي السَّرَّاءِ وَالضَّرَّاءِ وَالْكَاظِمِينَ الْغَيْظَ وَالْعَافِينَ عَنِ النَّاسِ وَاللَّهُ يُحِبُّ الْمُحْسِنِينَ
Dan bersegeralah menuju ampunan dari Tuhan kalian dan surga yang lebarnya (seluas) langit dan bumi yang disediakan bagi orang yang bertakwa, yaitu orang yang menginfakkan (hartanya) di waktu lapang atau susah, dan orang-orang yang menahan amarah, dan bersikap pemaaf kepada manusia, dan Allah mencintai orang-orang yang berbuat baik (Q.S Ali Imran:133-134)
Rasulullah shollallaahu ‘alaihi wasallam juga bersabda:
مَنْ كَظَمَ غَيْظًا وَهُوَ قَادِرٌ عَلَى أَنْ يُنْفِذَهُ دَعَاهُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ عَلَى رُءُوسِ الْخَلَائِقِ يَوْمَ الْقِيَامَةِ حَتَّى يُخَيِّرَهُ اللَّهُ مِنْ الْحُورِ الْعِينِ مَا شَاءَ
Barangsiapa yang menahan amarah padahal ia mampu untuk melampiaskannya, Allah akan panggil ia di hadapan para makhluk pada hari kiamat, hingga Allah menyuruhnya untuk memilih bidadari (terbaik) yang ia inginkan (H.R Abu Dawud, atTirmidzi, Ibnu Majah, dan Ahmad)
Disitu bahkan sudah jelas dan sumber tak terbantahkan jika seseorang dapat mengendalikan amarah dia akan mendapatkan surga. Disetiap dosa yang kita buat setiap hari tidakkah anda mau menggapai surga dengan cara sepele ini " Menahan Amarah"?? What a Shame!
" Lidah itu tajam laksana pedang bahkan ia adalah pedang bermata dua. Jika luka tersayat pedang tidaklah susah untuk diobati, tetapi hati yang terluka ditikam kata-kata kemana kan dicarikan penawarnya? "
0 comments