Jejak Kedua
Ada sebuah adegan cerita dari novel kesukaan saya, adegan itu bercerita tentang seorang istri yang mengenang mendiang suaminya. Istrinya berkata bahwa dia mendapatkan cinta yang sederhana dari suaminya. Ketika sang istri membuatkan kopi untuk suaminya maka suaminya akan minum perlahan-lahan sambil tersenyum pada istrinya. Ketika istrinya sedang lelah dan istirahat maka suaminya akan mengambil pemotong kuku dan mulai memotong kuku istrinya. Dan ketika sore tiba suaminya akan menggandeng tangan istrinya dan mengajak jalan-jalan melihat senja di pinggir pantai. Itu adalah sepenggal cerita dari novel " Cinta Dalam Gelas" karya Andrea Hirata.
Saya tercenung pada kisah seindah ini dan mulai berpikir, mungkinkah laki-laki seperti ini ada di jaman sekarang? atau cuma sekedar fiksi penambah bumbu cerita? dan jika ada saya akan sangat bersyukur memilikinya.
Saya mengenalnya sejak setahun yang lalu. Saya mengakui itu bukan cinta pada pandangan pertama. Saya mulai menyukainya seiring waktu kami yang memiliki banyak komunikasi. Saya menyukai pribadinya yang sederhana. Saya menyukai canda tawanya. Saya menyukai kepintaran dan wawasan luasnya dalam menjawab setiap pertanyaan yang saya ajukan. Dia adalah google bagi saya, tapi dia malah sering kesal karna saya suka bertanya banyak hal padanya. Saya mengakui bahwa dia adalah kebalikan dari semua tipe pria yang saya impikan dulu. Saya menyukai tipe pria yang hangat dan perhatian, sedangkan dia adalah tipe kebalikannya. Dia cuek dan jarang menunjukkan sikap perhatian. Saya kadang begitu frustasi dan ingin rasanya menyerah tapi dibalik itu saya tau dengan pasti betapa dia menyayangi saya. Kami sering bertengkar dan sering baikan. Saya tau betapa saya juga sering membuatnya frustasi dengan sikap egois dan kekanak-kanakan saya tetapi dia tidak pernah marah. Atau mungkin saya akan dijitak berkali-kali kalo selalu ngeyelan, jika saja saya di dekat dia saat itu hehe.
Saya menjadikan post ini sebagai jejak dimana saya akan selalu mendukung setiap langkah yang dia ambil. Saya akan berjanji selalu bersamanya dalam masa sulit dan senang sekarang maupun nanti. Dia adalah orang pertama yang saya yakini bahwa saya ingin menghabiskan hidup saya bersamanya. Saya ingin membuatnya selalu bahagia. Saya selalu mendengarnya berulang-ulang mengatakan bahwa hidup kedepan akan lebih sulit, tapi saya selalu percaya akan bisa melewati semua hal yg sulit itu bersamanya. Saya membutuhkan dia disetiap hari-hari saya. Dialah tempat saya akan selalu pulang. Di depannya saya tidak pernah takut menunjukkan semua sikap dan sifat baik dan buruk, karna saya tau dia akan selalu menerima saya apa adanya.
Saya menyadari bahwa saya dan dia begitu berbeda, saya adalah seseorang dengan sikap yang keras kepala dan menyelesaikan segala masalah dengan terjun langsung kedalam masalah itu. Sedangkan dia adalah tipe orang yang berhati-hati agar tidak terkena masalah. Saya sedang berusaha menjembatani perbedaan itu bersama dia sekarang. Saya tau dia tidak akan pernah menyerah memahami saya begitu juga sebaliknya saya tidak akan pernah menyerah memahami dia sekarang maupun nanti.
Dan betapa ribuan kata-kata tidak akan pernah cukup saya deskripsikan seperti apa saya juga menyayanginya. Sayang, Cinta, Beb, Yank, Kak, Mas, Cherry, Saya mencintaimu.
Dan betapa ribuan kata-kata tidak akan pernah cukup saya deskripsikan seperti apa saya juga menyayanginya. Sayang, Cinta, Beb, Yank, Kak, Mas, Cherry, Saya mencintaimu.
0 comments