Saya tidak suka harus berhubungan dengan orang yang saya benci atau dengan orang yang selalu menorehkan luka untuk saya. Saya akan selalu memblokir mereka dari hidup saya dengan tidak memberikan akses komunikasi apapun. Itulah saya kalau benci selamanya akan tetap benci. Mungkin baru bertahun-tahun kedepan luka saya sembuh tapi hubungan yang pernah kami punya dulu tidak akan pernah sama lagi. Saya akan selalu menganggap dia seperti orang asing. Dan saya akan selalu menolak dihubungi dengan cara apapun. Saya orang yang selalu memberikan kesempatan ketika kesempatan itu dimanfaatkan dengan baik. Saya tau bahwa ketika kita berharap satu kesempatan pada orang lain dan dia tidak memberikannya rasanya sangat kecewa sekali. Saya pernah merasakannya, maka tanpa dia harus bilang, biasanya saya akan menelan ego saya dan memberikan dia satu kesempatan. Saya belajar memaafkan tapi saya tidak akan pernah melupakan. Satu hal yang mereka selalu luput tentang saya adalah ketika saya membuat keputusan saya tidak akan pernah menyesal atas keputusan yang sudah saya buat. Maka itu ketika saya membuat keputusan saya akan betul-betul memikirkannya matang-matang. Saya keras hati, saya kepala batu. Tapi saya tidak akan pernah menyesal dengan keputusan yang saya buat dalam hal apapun. Ketika saya memutuskan untuk melangkah maka saya tidak akan pernah lagi menoleh ke belakang apapun alasannya.
Eh ini bukan persoalan mendambakan manusia loh ini cuma perasaan mendamba dan merana harus lewat tempat itu setiap hari tapi tidak bisa memiliki tempat itu. Maaf belum bisa menyertakan foto dari tempat yang saya dambakan itu, tapi kalo ada kesempatan pasti aku kesana untuk fotokan.
Jadi gini, yang pernah baca postku sebelumnya saya pernah menceritakan betapa saya senang sekali bisa punya rumah yang membelakangi pantai. Supaya bisa lihat sunset atau sunrise setiap hari. And I found that place. Lokasinya ada disebelah Rumah Makan Ikan bakar di Poka. I thought it was the best place for build my future home. Menghadap langsung ke arah laut. Dan benar-benar tersiram cahaya matahari. Jadi karena kantor dan lokasi tempat itu searah jadi saya setiap hari melewatinya. Dan benar-benar mendambakan tempat itu as mine. But I know it will never happen. Saya senang sekali bisa melihatnya setiap hari. Ketika melewati tempat itu sebuah rumah lengkap dengan suami dan anak-anak tiba-tiba tergambar jelas di benak saya. Anak-anak yang bermain di pekarangan belakang. that was so sweet. Semoga suatu hari nanti jika saya tidak bisa memiliki tempat itu maka saya akn digantikan dengan tempat yang lebih baik.