Badai dan Petir

by - Juli 09, 2018


Baru post lagi setelah sebulan lamanya...
Jangan salah guys, draftnya banyak sekali cuma belum ku selesaikan karena keterbatasan waktu, ide-ide yang stuck dan sebulan yang kemarin aku sakit. Ternyata menulis sebuah tulisan yang bermanfaat susah juga terbalik dengan menulis jurnal gampang, wong yang ditulis tanpa banyak aturan hehe 

Jadi selama bulan puasa kemarin aku sakit dan ga bisa menjalankan ibadah puasa dengan maksimal. Betapa menyesalnya harus melewatkan lagi Buka Puasa bareng Teman-teman Indorunners Ambon dan anak-anak yatim. Saat aku menulis ini kesehatanku sudah membaik sekitar 70% sudah bisa tidur lumayan nyenyak tanpa keluhan nyeri punggung seperti sebulan yang lalu. Aih... sebulan yang lalu penuh dengan penderitaan guys, tidur rasanya sakit dan ketika bangun pun sakit entah harus melakukan apa agar tidak sakit. Jadi selama sebulan kemarin praktis aku cuma pergi kerja, tidur dan bolak balik dokter. Tes laboratorium sana sini. Betapa kalau sudah sakit seperti ini baru menyadari jika sehat itu mahal harganya.

Dalam tahun 2018 berjalan ini mungkin bulan juni kemarin adalah saat dimana aku paling banyak mendapat cobaan. Mulai dari sakit dan masalah-masalah yang lainnya. Seolah dihantam langsung dengan dua kenyataan bertubi-tubi. Pahit memang, suatu malam ingin menangis dan tidak tau apa yang harus dilakukan. Seolah jalan masa depan yang sudah aku lihat ujungnya tiba-tiba hilang tidak berbekas. Dan tiba-tiba aku kehilangan arah dan tujuan. Aku berpikir apakah harus berhenti dan mundur atau terus berjuang.

Lalu aku melihat dia disana di ujung jalan sedang menungguku dengan tatapan khawatir, seolah bertanya mengapa aku malah memperlambat jalanku? Bukankah kita berjalan beriringan dan bergandengan tangan?
Melalui dia aku tau jalan itu masih ada belum hilang, mungkin aku cuma terlalu khawatir dan risau. Badai memang sudah berlalu tapi masih mendung dan mudah-mudah segera terbit matahari.




















You May Also Like

0 comments